Selasa, Februari 03, 2009

Hukuman Dapat Menghambat Kreativitas Anak



Sering kali tanpa disengaja tiba-tiba anak menyenggol gelas atau piring yang ada disekitarnya hingga pecah. Menyaksikan kejadian seperti itu mungkin ada sebagian orangtua yang langsung memarahinya. Mereka seolah-olah tidak mau tahu bahwa kejadian itu adalah karena ketidaksengajaan, mereka berharap anak tahu pada apa yang akan terjadi ketika sedang melakukan sesuatu.


Merasa kecewa dan marah karena barang kesayangan rusak atau pecah adalah wajar. Namun, meluapkan kemarahan itu kepada anak yang masih kecil dan belum memahami artinya mahal atau murah adalah tidak bijaksana. Anak belum bisa membedakan antara tindakan yang disengaja atau yang disengaja. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya bersikap tidak emosional. Perlu diingat kembali bahwa manusia apalagi seorang anak pasti pernah berbuat salah. Oleh karena itu, orangtua bijak pasti akan menanggapi kesalahan yang dilakukan anak dengan penuh maaf. Yakinlah bahwa sesungguhnya kejadian tesebut adalah karena ketidaksengajaan anak.


Dalam kehidupan sehari-hari ada baiknya justru orangtua dapat memberikan contoh kepada anak bahwa suatu kesalahan itu adalah wajar, sesekali mungkin saja terjadi. Dengan demikian, anak tidak akan merasa takut untuk mencoba sesuatu, takut dimarahi atau dihukum apabila ia melakukan suatu kesalahan. Memarahi dan menghukum setiap kesalahan anak dapat menghambat kreativitas anak. Daripada harus sering menghukum anak, lebih baik orangtua bersikap lebih bijaksana misalnya selalu menyimpan barang pada tempat yang lebih aman dan selalu berusaha membimbing anak supaya ia dapat bersikap hati-hati dan bertanggung jawab. Contoh kasus, tidak memajang barang pecah belah di rumah secara berlebihan ketika anak-anak masih kecil, karena kemungkinan pecah tersenggol atau tertendang akan besar peluangnya. Selain itu, untuk mengajarkan anak supaya ia belajar memisahkan antara tempat bermain dan tempat untuk beristirahat, maka orangtua dapat mengajak anak untuk melanjutkan bermain sepak bola di halaman rumah .


Hindarkan memarahi atau menghukum anak karena kesalahannya. Menghukum atau memarahi anak merupakan cara komunikasi yang sudah ketinggalan zaman. Reaksi yang paling baik terhadap kesalahan anak adalah pandangan bosan atau netral. Jangan mencurahkan banyak perhatian pada kesalahan anak, tetapi arahkan anak kembali dengan memintanya melakukan sesuatu. Misalnya, pada kasus anak memecahkan gelas, maka mintalah anak untuk membantu orangtua membersihkan pecahan gelas tersebut, tidak lantas anak dimarah dan disuruh menggantinya (John Gray, Ph.D, 2004).

0 Comments: